Sepatu Berisi Sabu dan Ekstasi Gagal Terbang di Bandara SSK II, Berkat Kolaborasi Avsec dan Lanud RSN

Sepatu Berisi Sabu dan Ekstasi Gagal Terbang di Bandara SSK II, Berkat Kolaborasi Avsec dan Lanud RSN

Pekanbaru, GarisKhatulistiwa.com – Upaya penyelundupan narkotika melalui Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru kembali digagalkan. Kali ini, kerja sama solid antara personel Aviation Security (Avsec) dan anggota TNI AU dari Lanud Roesmin Nurjadin (RSN) yang diperbantukan (BKO) di bandara berhasil mengungkap paket mencurigakan berisi sabu dan ekstasi, Rabu malam (30/7/2025).

Penemuan bermula saat petugas gabungan melakukan pemeriksaan rutin menggunakan mesin X-Ray di terminal kargo. Sebuah paket ekspedisi berisi sepasang sepatu memicu kecurigaan. Pemeriksaan manual pun dilakukan—hasilnya mencengangkan: sepatu kiri menyimpan 101 gram sabu dalam bungkusan hitam, sedangkan sepatu kanan berisi 100 butir pil diduga ekstasi.

Petugas tak tinggal diam. Dalam hitungan menit, koordinasi langsung dijalin dengan Bea Cukai dan Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Riau. Pengujian cepat membuktikan bahwa pil tersebut positif mengandung MDMA, sementara serbuk kristal dalam sabu mengandung Metamfetamin—zat psikotropika berbahaya yang dikategorikan sebagai narkotika golongan I.

Barang bukti kemudian diamankan dan diserahkan secara resmi ke BNNP Riau di kantor Avsec Bandara SSK II. Serah terima dilakukan oleh Kepala Dinas Operasi Lanud RSN, Kolonel Pnb Fardinal Umar, didampingi Dansatpom Lanud RSN, perwakilan Avsec, Bea Cukai, serta personel gabungan lainnya. Proses ini disertai berita acara sebagai bentuk pertanggungjawaban hukum.

Komandan Lanud RSN, Marsma TNI Abdul Haris, M.M.Pol., M.M.O.A.S., menyampaikan apresiasi terhadap sinergi yang ditunjukkan jajarannya. “Ini adalah bukti nyata pentingnya kerja sama lintas institusi dalam menjaga keamanan udara. Kami di Lanud RSN akan terus mendukung penuh pemberantasan narkoba, khususnya di jalur transportasi udara yang menjadi domain kami,” tegasnya.

Keberhasilan ini memperlihatkan bahwa jaringan pengedar narkoba terus mencari celah, bahkan menyembunyikan barang haram dalam sepatu. Namun, ketelitian dan sinergi aparat keamanan di pintu masuk negeri masih menjadi tembok kokoh yang sulit ditembus.

Bandara, sebagai gerbang utama lalu lintas orang dan barang, tetap menjadi target peredaran narkotika. Oleh karena itu, kolaborasi antarlembaga seperti ini sangat vital demi menciptakan Indonesia yang bersih dari narkoba. (Red)

TERKAIT