Ribuan Warga dan Mahasiswa Pelalawan Gelar Aksi di Depan Kantor Gubernur Riau: Jangan Usir Kami dari Kampung Sendiri!

Ribuan Warga dan Mahasiswa Pelalawan Gelar Aksi di Depan Kantor Gubernur Riau.

Pekanbaru, GarisKhatulistiwa.com – Ribuan warga dari berbagai desa di Kabupaten Pelalawan bersama mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa dan Masyarakat Pelalawan (AMMP) menggelar aksi damai di depan Kantor Gubernur Riau, Jalan Jenderal Sudirman, Senin (21/7/2025).

Mereka menuntut keadilan atas konflik lahan yang mengancam keberlangsungan hidup masyarakat di sejumlah desa yang telah mereka tempati selama puluhan tahun.

Massa aksi berasal dari Desa Segati, Bukit Makmur, Toro Jaya, Air Hitam, Toro Nanjak, Simpang Kampar, hingga Bukit Kesuma. Dengan membawa spanduk, poster, dan pengeras suara, mereka menyerukan penolakan terhadap rencana penggusuran yang dinilai merampas hak masyarakat.

“Jangan usir kami dari kampung kami, Pak. Sudah 15 sampai 20 tahun kami tinggal dan hidup di desa ini. Dari kakek dan nenek kami sudah di sini. Mau ke mana kami harus melangkah?” ujar Rahman, warga Bukit Kesuma.

"Kebun ini..kami bangun dengan air mata dan darah. Tolong perlakukan kami secara manusiawi. Kami hanya mencari makan disini bukan mencari kaya, pak," isak tangis lirih dari salah satu warga Desa Segati lainnya.

Keluhan serupa datang dari warga lainnya yang khawatir tempat tinggal dan fasilitas pendidikan akan digusur tanpa solusi jelas.

“Jangan, Pak... Rumah kami mau disita, mau dirobohkan. Sekolah anak kami jadi korban,” ucap seorang ibu dari Desa Air Hitam, dengan nada penuh harap.

Dalam orasi yang disampaikan, para peserta aksi merasa dikhianati oleh janji-janji politik yang hanya datang saat pemilu berlangsung.

“Apa salah kami? Mengapa kami bisa terusir dari kampung kami sendiri, tempat kami lahir dan dibesarkan? Waktu pemilu, mereka datang dengan janji manis. Tapi saat kami meminta keadilan, mereka diam dan tak bersuara,” ujar salah seorang warga dari Desa Segati.

Mereka menuntut Gubernur Riau agar segera mengambil sikap dan menyelesaikan konflik agraria secara adil serta melindungi hak masyarakat adat dan warga yang telah lama mendiami wilayah tersebut.

Aksi massa masih berlangsung secara tertib dan damai dengan pengawalan aparat keamanan. AMMP menegaskan akan terus mengawal proses ini hingga keadilan benar-benar ditegakkan dan rakyat mendapat hak atas tanah yang telah mereka kelola bertahun-tahun. (Rima)

 

TERKAIT