HNSI Riau Gelar Musda 2025, Tegaskan Komitmen Kelola Sumber Daya Laut Berkelanjutan

Pekanbaru, GarisKhatulistiwa.com — Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Provinsi Riau menggelar Musyawarah Daerah (Musda) di Hotel Furaya Pekanbaru, dengan mengangkat tema besar: "Pengelolaan Sumber Daya Perairan/Laut Berkelanjutan".
Tema ini menjadi cerminan tekad organisasi untuk mendorong kesejahteraan nelayan di Bumi Lancang Kuning melalui tata kelola perikanan yang adil dan berkelanjutan.
Ketua Panitia Musda, M. Aderman, dalam sambutannya menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya kegiatan ini setelah melewati masa persiapan yang cukup panjang.
“Setelah sekian lama kita rencanakan, hari ini Musda bisa terlaksana. Mudah-mudahan ini menjadi awal kemajuan HNSI Riau ke depan. Terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung. Tujuan utama kita adalah untuk kesejahteraan nelayan,” ujarnya, Jumat (11/07/2025).
Saat ini, HNSI Riau telah memiliki 10 Dewan Pimpinan Cabang (DPC) di tingkat kabupaten/kota. Namun, masih terdapat beberapa daerah seperti Kota Dumai dan Kepulauan Meranti yang belum aktif.
Dalam Musda ini, perwakilan dari 9 kabupaten/kota turut hadir, termasuk DPC Rokan Hilir yang mendapatkan apresiasi khusus dari Ketua DPD HNSI Riau, Junaidi atas semangat dan dinamika organisasinya.
“Khususnya teman-teman dari Rokan Hilir, kami apresiasi atas dinamika dan semangatnya,” ungkap Junaidi.
Ia menekankan pentingnya dukungan dari pemerintah daerah untuk menjaga keberlangsungan organisasi.
“Kalau organisasi bergerak tanpa dukungan pemerintah, itu akan sangat berat. Tapi Pemprov Riau telah menunjukkan komitmennya,” ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal DPP HNSI, Dr. Ir. Anton Leonard, SP, MM, menegaskan bahwa peran DPC sangat vital sebagai ujung tombak organisasi di lapangan.
Ia berharap Musda ini menjadi titik kebangkitan HNSI Riau mengingat potensi kelautan dan perikanan daerah yang begitu besar.
“Riau ini unik. Ada sungai panjang, laut luas, dan potensi ikan yang melimpah. Budidayanya juga besar. Tinggal pilih ikannya dan cari investornya. Semua daerah punya potensi, tinggal bagaimana DPC menghidupkan semangat nelayan di daerahnya,” jelas Anton.
Ia juga menyoroti posisi strategis Riau yang berdekatan langsung dengan Malaysia, Singapura, dan Thailand—sehingga menjadi peluang besar untuk ekspor hasil perikanan.
“Buyer-nya dekat. Jadi sangat mudah mengembangkan hasil tangkapan maupun budidaya. Seringkali nelayan dianggap miskin, padahal perputaran uang di kalangan keluarga nelayan sangat cepat,” tambahnya.
Anton menegaskan bahwa kebahagiaan nelayan sangat tergantung pada keberhasilan pembinaan oleh DPC. Ia berharap seluruh jajaran HNSI di Riau mampu membangun solidaritas dan kerja nyata yang berdampak langsung kepada masyarakat nelayan.
“Asal DPC solid dan rukun, nelayannya dibina dengan baik, maka HNSI akan jadi wadah yang benar-benar dirasakan manfaatnya,” tegasnya.
Musda ini tidak hanya menjadi ajang konsolidasi organisasi, tetapi juga momentum untuk merumuskan langkah-langkah strategis menuju pengelolaan sumber daya laut yang berkeadilan, berkelanjutan, dan berpihak pada kesejahteraan nelayan lokal. (***)
Tulis Komentar