Langkah Kecil di Terik Mentari, Babinsa Muara Fajar Timur Gencar Patroli Cegah Karhutla

Langkah Kecil di Terik Mentari, Babinsa Muara Fajar Timur Gencar Patroli Cegah Karhutla

Pekanbaru, GarisKhatulistiwa.com - Matahari nyaris tak berkompromi pagi itu. Langit bersih dari awan, panas menyengat bahkan sejak pukul 09.00 WIB. Di tengah musim kering yang mulai mengkhawatirkan, Kecamatan Rumbai Barat, Kota Pekanbaru, menjadi salah satu wilayah yang masuk dalam kategori siaga tinggi kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Di tengah lanskap yang sebagian besar masih ditumbuhi semak kering dan lahan gambut, seorang prajurit berbaju loreng berjalan menyusuri sempadan kebun warga. Langkahnya pelan namun pasti. Di pundaknya tergantung botol air mineral, sementara matanya awas menatap semak yang mulai menguning.

Dia adalah Kopda Siregar, personel Babinsa dari Koramil 08/Rumbai Barat, Kodim 0301/Pekanbaru, yang tengah melaksanakan patroli rutin di Kelurahan Muara Fajar Timur, wilayah yang dikenal sebagai salah satu titik rawan karhutla di Rumbai Barat.

“Kami bergerak sesuai instruksi Danramil, untuk meningkatkan patroli, khususnya saat musim panas seperti ini. Teriknya luar biasa, dan ini rawan sekali memicu kebakaran, apalagi jika ada yang lalai atau sengaja membakar lahan,” ungkapnya.

Menurut Siregar, patroli bukan sekadar menyisir wilayah, tapi juga menyentuh hati warga. Setiap ia temui warga yang sedang beraktivitas, ia berhenti sejenak menyapa, memberi imbauan, dan tak jarang membagikan brosur edukatif tentang bahaya karhutla.

“Pembakaran lahan bisa cepat meluas. Sekali api menyala, dalam hitungan menit bisa membakar hektare-hektare tanah. Kita ingin cegah sebelum itu terjadi,” katanya lagi, sambil mengusap keringat yang mengalir deras di pelipis.

Langkah ini merupakan tindak lanjut dari komando langsung Danramil 08/Rumbai Barat memerintahkan seluruh Babinsa untuk menggencarkan patroli di wilayah binaan masing-masing. Cuaca ekstrem dan tren tahunan kebakaran yang kerap melanda Riau menjadi perhatian serius aparat teritorial.

“Kita tidak ingin kecolongan. Lebih baik lelah di awal untuk mencegah daripada menyesal saat api sudah tak terkendali. Babinsa kami turun langsung, menyapa warga, dan memastikan titik rawan tetap terpantau,” tegas Danramil 08/Rumbai Barat saat dihubungi secara terpisah.

Salah satu warga yang ditemui di lapangan, Junaidi, mengaku lega dengan kehadiran aparat. “Kalau tidak ada yang patroli, kadang warga suka lalai. Tapi kalau ada TNI datang, mereka lebih waspada. Kami pun jadi tahu bagaimana cara lapor cepat kalau lihat asap,” tuturnya.

Lebih dari sekadar patroli, kehadiran Kopda Siregar dan rekan-rekannya di lapangan membuktikan bahwa pencegahan karhutla bukan hanya soal teknis, tapi soal komitmen dan kepedulian. Dalam langkah-langkah sunyi di bawah panas yang membakar kulit, mereka membawa pesan penting: menjaga lingkungan adalah tanggung jawab bersama.

Dengan wilayah yang luas dan curah hujan yang minim, pekerjaan ini memang tidak mudah. Tapi seperti yang sering dikatakan para Babinsa, "Kami ada di sini bukan hanya karena tugas, tapi karena kepedulian. (Pendim 0301)

TERKAIT