Di Balik Sosialisasi SPMB, Ketika Sekolah, Warga, dan Babinsa Sertu Parjo Duduk Bersama untuk Masa Depan Anak Negeri

Di Balik Sosialisasi SPMB, Ketika Sekolah, Warga, dan Babinsa Sertu Parjo Duduk Bersama untuk Masa Depan Anak Negeri

Pekanbaru, GarisKhatulistiwa.com - Di bawah langit teduh Sabtu siang itu, Aula SMP Negeri 45 Pekanbaru tampak lebih ramai dari biasanya. Kursi-kursi yang tertata rapi mulai terisi oleh para guru, orang tua, dan tokoh masyarakat. Mereka hadir bukan untuk sebuah upacara formal, melainkan untuk duduk bersama mendengar, bertanya, dan memahami tentang masa depan anak-anak mereka.

Di antara yang hadir, tampak sosok berseragam loreng—Sertu Parjo, Babinsa Kelurahan Sungai Sibam dari Koramil 06/Sukajadi. Ia bukan sekadar datang sebagai tamu, tapi bagian dari simpul kepercayaan masyarakat yang turut memastikan bahwa semua proses berjalan dengan terbuka dan adil.

Hari itu, sekolah menggelar rapat sosialisasi Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) Tahun Pelajaran 2025/2026. Kepala Sekolah, Hj. Arlini Agus, M.Pd, menjelaskan bahwa pendaftaran akan berlangsung secara online pada 23–26 Juni 2025, dan sekolah hanya memiliki 5 lokal untuk menampung 160 siswa baru.

“Jumlah ini dibagi dengan sistem kuota: 50% domisili, 20% afirmasi, 25% prestasi, dan 5% mutasi,” jelas Arlini kepada para undangan yang menyimak penuh perhatian.

Warga terlibat, bukan sekadar diundang. Ketua Forum RT/RW Ruslan, Ketua RW 03 Toni, Ketua RT 03 RW 05 Nurohman, serta Ketua Komite Sekolah Nursalma, hadir dan ikut menyampaikan pandangan mereka.

Sebagian besar dari mereka adalah wajah-wajah yang sudah tidak asing bagi Sertu Parjo. Mereka biasa bertemu saat kegiatan kampung, gotong royong, atau diskusi lingkungan.

“Ini bukan sekadar soal daftar sekolah,” ujar Nursalma, “Tapi juga soal bagaimana warga merasa memiliki proses itu. Makanya kami senang sekali kalau Babinsa bisa hadir. Rasanya seperti kami lebih dilindungi.”

Sertu Parjo sendiri mengaku bangga bisa hadir dan mendampingi kegiatan pendidikan di wilayah binaannya.

“Sekolah adalah jendela masa depan. Kalau masyarakat tahu dan paham prosesnya, itu artinya kepercayaan dibangun sejak awal. Kita semua ingin anak-anak kita mendapatkan kesempatan yang adil,” ucapnya dengan senyum tenang.

Suasana rapat berlangsung akrab, meski ada tanya jawab yang cukup kritis. Beberapa warga mengajukan pertanyaan teknis tentang jalur afirmasi dan kendala sistem daring. Semua dijawab secara terbuka oleh pihak sekolah.

Saat dihubungi terpisah, Danramil 06/Sukajadi, Kapten Inf M. Fadhil, menyampaikan dukungannya terhadap peran Babinsa dalam mendampingi kegiatan pendidikan.

“Kami ingin Babinsa hadir bukan hanya saat ada masalah. Tapi juga di saat masyarakat butuh pegangan dalam kegiatan sosial seperti ini. Pendidikan adalah kunci perubahan, dan kami ingin menjadi bagian dari perubahan itu,” kata Kapten Fadhil.

Sore itu, ketika rapat usai dan para tamu perlahan pulang, suasana aula masih menyisakan kehangatan. Rasa percaya tumbuh. Dan di tengah proses itulah, sinergi antara sekolah, masyarakat, dan TNI kembali membuktikan bahwa membangun masa depan anak-anak adalah tanggung jawab bersama. (Pendim 0301)

TERKAIT