Penumpukan Sampah di Pekanbaru Kian Kronis, Pengamat: Perlu Kajian Volume Harian dan Libatkan RT

Pengamat lingkungan Drs. Sofyan, M.Si

Pekanbaru, GarisKhatulistiwa.com – Masalah sampah yang tak kunjung teratasi kembali menjadi sorotan di Kota Pekanbaru. Tumpukan sampah ditemukan kembali di sejumlah titik meski telah diangkut warga bersama pihak kelurahan dan kecamatan hingga dini hari.

Pemandangan tak sedap ini terlihat di kawasan Pasar Kodim, Simpang Jalan Teratai, dan Jalan Cempaka, yang tak hanya menimbulkan bau menyengat, tetapi juga menyempitkan badan jalan.

Pengamat lingkungan Drs. Sofyan, M.Si menilai persoalan penumpukan sampah ini tak bisa ditangani secara instan, melainkan harus dimulai dari kajian mendalam.

Menurutnya, Pemerintah Kota Pekanbaru perlu menyusun kebijakan strategis berbasis data lapangan yang konkret.

“Permasalahan sampah yang terus berulang menunjukkan bahwa kita membutuhkan data akurat tentang volume sampah harian dan sumber-sumber utama yang menyumbang sampah terbanyak di Pekanbaru,” jelas Sofyan saat dimintai tanggapan, Senin (9/6/2025).

Ia mencontohkan kondisi di Pasar Kodim, dimana warga bersama camat dan jajaran sudah bekerja keras membersihkan tumpukan sampah sejak sore hingga dini hari. Namun, keesokan paginya, sampah kembali menggunung.

“Hal serupa juga terjadi di Jalan Teratai dan Jalan Cempaka, di mana sampah yang dibiarkan bertumpuk menyebabkan bau tidak sedap dan mengganggu pengguna jalan. Karena tidak adanya Tempat Penampungan Sementara (TPS), sampah meluber ke badan jalan dan mempersempit ruas yang dilalui,” tambahnya.

Sofyan juga menyoroti minimnya armada pengangkut sampah yang membuat tumpukan tak segera teratasi. Menurutnya, tanpa dukungan armada yang memadai, upaya pengangkutan akan selalu tertinggal dari kecepatan timbunan.

Sebagai solusi, ia mendorong pelibatan masyarakat secara aktif melalui sosialisasi lokasi dan waktu pembuangan sampah, serta penguatan peran RT dan RW dalam mengawasi sekaligus mengedukasi warga.

“Dengan pola ini, kita bisa menumbuhkan kesadaran kolektif dan menciptakan sistem pengelolaan sampah yang berkelanjutan dari tingkat bawah. Ini kerja bersama, bukan semata-mata tanggung jawab pemerintah,” pungkasnya.

Sementara itu, penumpukan sampah ini terjadi di tengah transisi kebijakan pengelolaan, setelah Pemko Pekanbaru memutus kontrak kerjasama dengan pihak ketiga, PT Ella Pratama Perkasa, yang sebelumnya bertanggung jawab terhadap pengangkutan sampah di wilayah tersebut. (Rima)

TERKAIT