Pekanbaru, GarisKhatulistiwa.com – Suasana hangat dan penuh khidmat menyelimuti halaman Masjid Nur Illahi di Jalan Gunung Kelud, Kelurahan Sekip, Kecamatan Lima Puluh, saat kegiatan pemotongan hewan kurban berlangsung pada Sabtu pagi (7/6/2025).

Di antara hiruk-pikuk panitia dan warga yang antusias, tampak sosok berseragam hijau-hijau berdiri tenang namun sigap Serda Ponco Saputro, Babinsa Kodim 0301/Pekanbaru.

Dengan senyum ramah, Serda Ponco memantau jalannya kegiatan dari awal hingga akhir. Ia tak hanya mengawasi jalannya prosesi pemotongan hewan kurban agar tertib dan sesuai syariat, tetapi juga hadir sebagai penguat semangat kebersamaan bagi warga yang terlibat dalam momen keagamaan ini.

“Ini bukan hanya soal pengamanan atau tugas rutin,” tutur Serda Ponco di sela-sela kegiatan. “Tapi juga bagian dari pengabdian kami untuk memastikan Idul Adha berjalan dengan aman, nyaman, dan penuh keberkahan.”

Keberadaan Babinsa di tengah-tengah masyarakat bukanlah hal baru. Namun, pada momen seperti Idul Adha, kehadiran mereka terasa lebih bermakna menciptakan rasa tenteram, serta menjadi jembatan komunikasi antara masyarakat dan institusi negara.

Dihubungi terpisah, Danramil 04/Lima Puluh, Kapten Arh Bagus Dwi, mengapresiasi keterlibatan langsung Serda Ponco dalam kegiatan keagamaan warga.

“Babinsa itu bukan hanya penjaga wilayah, tapi juga sahabat masyarakat. Hari ini mereka hadir bukan hanya untuk memantau, tapi untuk turut merasakan kebersamaan dan suka cita Hari Raya Kurban bersama warga binaannya,” ungkap Kapten Bagus.

Ia menambahkan bahwa momen seperti ini menjadi sarana penting untuk mempererat hubungan antara TNI dan masyarakat, memperkuat silaturahmi, dan membangun kepercayaan yang tulus dari hati ke hati.

“Kami ingin masyarakat merasa nyaman dan tenang dalam menjalankan ibadah. Kehadiran Babinsa adalah wujud dukungan kami bukan hanya dalam menjaga keamanan, tapi juga menjaga nilai-nilai kemanusiaan dan persaudaraan,” tegasnya.

Di Masjid Nur Illahi pagi itu, kebersamaan begitu terasa. Tawa anak-anak, semangat para panitia, dan sikap tanggap aparat menyatu dalam harmoni hari raya. Semangat berkurban tak hanya menyembelih hewan ternak, tetapi juga ego, sekat sosial, dan jarak antara institusi dan rakyatnya. (Pendim 0301)